ingin kulesatkan anak panah di ulu hatimu
Agar kau merasakan perihnya hatiku saat ini
Membunuh jiwaku yang pernah menandumu
Aku benci kauinjak seperti ini
Kau ini bertingkah seperti pemanggang roti
Yang melemparkan sepotong roti yang kau anggap telah hangus
Hitam terbakar raga si roti
Dan kau terus menampakkan wajah tak berdosa itu
Ingatkah dulu
Kau selalu merajuk
Memintaku terus bersamamu
Dan terus kuusahakan semampuku
Ingatkah dulu
Kau memintaku berbagi waktu
Hanya untuk kita saling membasuh rindu
Dan terus kuusahakan semampuku
Tapi kini kau berpaling wajah
Melenyapkan catatan jasaku padamu
Merobek seluruh rongga dadaku
Aku mati meski masih bernyawa
Pikun
Karawang, 24 Mei 2016