Minggu, 10 April 2016

puisi: Permataku yang Hilang

engkau adalah akhir dari pencarian panjang
setelah lama berjibaku dalam tambang
kutemukan dalam keadaanku yang telah usang

kau bukan permata yang berkilauan
namun diburu jutaan bujangan
entah kharisma apa yang kau punya
hingga pencarianku mantap berakhir padamu saja

tapi sayang kini kau penuh goresan
goresan yang kubuat karena meletakkanmu sembarangan

kini kau menghilang
membawa goresan luka yang tak sempat kuhapuskan
menciptakan pula luka di hatiku yang terus mengerang

permataku
engkau telah hilang
tanpa ucapan selamat tinggal kau pergi dalam diam

permataku
engkau telah hilang
berpindahlah pada tangan yang bajik nan bijak

permataku
engkau telah hilang
kembalilah sayang
biar kuhapus goresan lukamu dengan darah dan peluhku

permataku
engkau telah hilang
kembalilah sayang
jika harus kutukar tangan dan kakiku dengan kamu
niscaya akan kutukar
karena kaulah permataku
kaulah penyambung nyawaku

Kragilan-Serang, 7 April 2016
untuk permata hatiku yang hilang
terinspirasi dari lukisan Zainuddin untuk Hayati (Tenggelamnya Kapal Van der Wijk)

puisi: Biarkan Aku Meracau Sejenak

biarkan aku meracau sejenak
mengingatkanmu akan sebatang tebu

manis
manis sekali
sempat aku merasakannya
tapi kini habis tak bersisa

sesosok hama menyedot kencang manis gulanya
kemudian ditarik dari genggamanku

saat kuambil lagi
tebu itu seakan enggan kembali
saat gulanya kucoba rasakan lagi
habis

hambar
tawar
seperti kamu padaku saat ini

Kragilan-Serang, 29 maret 2016