Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan

Minggu, 10 April 2016

puisi: Permataku yang Hilang

engkau adalah akhir dari pencarian panjang
setelah lama berjibaku dalam tambang
kutemukan dalam keadaanku yang telah usang

kau bukan permata yang berkilauan
namun diburu jutaan bujangan
entah kharisma apa yang kau punya
hingga pencarianku mantap berakhir padamu saja

tapi sayang kini kau penuh goresan
goresan yang kubuat karena meletakkanmu sembarangan

kini kau menghilang
membawa goresan luka yang tak sempat kuhapuskan
menciptakan pula luka di hatiku yang terus mengerang

permataku
engkau telah hilang
tanpa ucapan selamat tinggal kau pergi dalam diam

permataku
engkau telah hilang
berpindahlah pada tangan yang bajik nan bijak

permataku
engkau telah hilang
kembalilah sayang
biar kuhapus goresan lukamu dengan darah dan peluhku

permataku
engkau telah hilang
kembalilah sayang
jika harus kutukar tangan dan kakiku dengan kamu
niscaya akan kutukar
karena kaulah permataku
kaulah penyambung nyawaku

Kragilan-Serang, 7 April 2016
untuk permata hatiku yang hilang
terinspirasi dari lukisan Zainuddin untuk Hayati (Tenggelamnya Kapal Van der Wijk)

puisi: Biarkan Aku Meracau Sejenak

biarkan aku meracau sejenak
mengingatkanmu akan sebatang tebu

manis
manis sekali
sempat aku merasakannya
tapi kini habis tak bersisa

sesosok hama menyedot kencang manis gulanya
kemudian ditarik dari genggamanku

saat kuambil lagi
tebu itu seakan enggan kembali
saat gulanya kucoba rasakan lagi
habis

hambar
tawar
seperti kamu padaku saat ini

Kragilan-Serang, 29 maret 2016

Minggu, 23 Juni 2013

BIAR AKU MENIKMATI AMARAHKU

cukup
guratan senyumku kini telah pupus 
sepenggal kisah kau ukir di balik debu
menginfeksi seluruh toleransiku
 
aku yang tak pernah bisa mendapatkan emas meski tambang itu milikku
meski usahakan beribu kali dari sudut ke sudut
sementara mereka mendapat bongkahan-bongkahan batu mulia hanya sekali sapu

mengapa harus kau cegah amarahku
jika semua terus menerus berulang mencaik-cabik sisi cerahku
biar aku menikmati amarahku
tanpa rengek dari siapa pun
tidak juga dari rengekmu

Kragilan, Serang, 23 Juni 2013

Rabu, 27 Maret 2013

Puisi: Tangis si Agraris

negeri agraris yang bernasib miris
para kuli dan manusia bawah hanya pasrah diiris-iris
oleh penjahat berwajah manis berhati bengis
sampai tak lagi mampu untuk menangis
hingga sampahlah yang akhirnya dikais


Kragilan, Serang, 27 Maret 2011
21.00