Sabtu, 25 April 2009

cerpen: HATI DI DUA KOTA (untuk sahabat-sahabatku yang long distance love)


Banjar, Jawa Barat. Kota yang membesarkanku dari mulai membuka kehidupan hingga kini. Tuhan mentakdirkan aku sebagai pasangan dari kaum adam, trelahir dari rahim seorang yang kini ku panggil ibu, hasil pemersatuan benih dengan suaminya yang ku panggil ayah. Mereka menulis nama Ratna Pratiwi dalam kehidupanku.

Kini masa itu telah terlewatkan, aku tengah berjuang di bangku SMA kini. Yah, masa puberku sudah pasti hinggap dalam diriku. Aku mulai mengagumi kaum adam, hingga aku dipersatukan dengan seorang bernama Ardi. Namun, hubungan kami harus trpisah oleh jarah yang menghalangi raga kami. Tapi, hatiku tak pernah melepas genggaman dari hati Ardi. Ardi telah mneumpahkan kepercayaannya di lentera kalbuku, hingga aku tak dihinggapi rasa curiga sedikitpun. Demikian pula aku, ku tanamkan kepercayaan di kebun cintanya.

Ku lepas Ardi di Ibu Kota Povinsi Jawa Barat karena ia tak mungkin meninggalkan kota itu. Keluarga dan penidikannya disana dan aku sebaliknya, keluarga dan pendidikanku disini. Kami bias bertemu kare saat itu ia sedang berlibur di kampungku dan peri cinta meemanahkan mata panahnya kea rah kami.

Namun, kepercayaanku dipatahkan oleh Ardi. Aku mendapatkan pengakuan dari mulutnya sendiri saat ia menghubungiku lewat udara.

“Ratna, aku sedang dekat dengan seorang gadis disini” kata Ardi bernada lurus.

“Apa? Kau kan punya aku, kenapa masih saja kau dekati gadis lain?”

“Aku dan dia hanya bersahabat, Na”

“Bersahabat? Kalau dia jadi mencintaimu bagaimana atau kau yang malah akan mencintainya?”

“Tenang saja! Aku tidak akan mengkhianati cinta kita”

“Ah, Bullshit!”

Ku putuskan sambungan teleponku dengannya. Aku menangis tersedu-sedu. Aku bingung, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku hanya bias membuang-buang air mataku dalam kekecewaan.

Ku ingin mencurahkan keadaanku pada seseorang, tapi tak ada yang mau medengarkan aku. Aku pun teringat sahabatku yang bernama Amir yang berdomisili di provinsi tetangga Jakarta, provinsi yang terkenal dengan jawara-jawaranya dan keseniannya yang sangat terkenal, yaitu debus.

Ku telepon sahabatku itu dan untunglah dia mau mendengarkan curahan hatiku. Bahkan dia memberikan saran dan mampu membuatku tersenyum dan tertawa lagi.

“Mir, kekasihku berkhianat, Mir”

“Ah, yang benar?”

“Benar. Ku dengar sendiri dari mulutnya”

“Coba ceritakan”

Ku ceritakan hal itu pada sahabat jauhku itu dan ia menanggapi dengan kalimat, “Na, mungkin saja mereka benar-benar bersahabat. Jangan kamu merasa curiga pada kekasihmu”.

Dari situ aku mulai meluruhkan rasa curiga dan cemburuku. Aku menjaga kepercayaanku pada Ardi. Aku tak mau hubungan kami berantakan hanya karena rasa curiga dan cemburu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOMENTARI SETIAP POSTING YANG SAYA TULIS.....

JANGAN LUPA KOMENTARI SEMUA YANG ADA DI NEGARA KITA....